Skip to main content

Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor

Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post Artikel Artikel, what we write you can understand. ok, happy reading.

Title : Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor
link : Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor

read also


Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor

Editor: Negeri Paus
Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali
Gambar Ini Hanya Pemanis


Kerajaan Bunga Bali merupakan salah satu kerjaan di Alor yang mana asal pendiriannya pertama ditandai oleh kemunculan suatu kampung Oa Mate di Alor yang didirikan oleh Mau Pelang.

Pada Zaman Mau Pelang ini, masyarakat sendiri belum mengenal istilah kerajaan namuan ada satu istilah yakni Besar yang dalam bahasa lokal mereka menyebutnya dengan "Atabeng/Mate". 

Kemudian masyarakat mendapat informasi bahwa "Atabeng/Mate" oleh orang Maluku istilah itu disebut Raja/Sultan. Istilah tersebut diperkenalkan oleh Iang Gogo yang datang ke Alor pada 1525 yang mana kedatangannya hubungkan dengan Quran kulit kayu tertua saat ini yang di percaya berasal dari Ternate.

Al-Quran tersebut masih disimpan hingga saat ini di Alor Besar.

Sementara pada suatu waktu Mau Pelang dan Tonu Pelang yang berasal dari Oa Mate melakukan perjalanan melalui pesisir pantai ke daerah Kokar. 

Diceritakan bahwa dua orang ini kemudian membuat alat penangkap ikan dari anyaman (ada yang mengatakan dari bambu, ada juga yang mengatakan tidak) berbentuk seperti persegi. Mereka menyebut alat perangkap itu dengan nama "Aga". Mereka kemudian meletakan Aga itu dilaut dan pada keesokan harinya mereka mengambil perangkap ikan itu.

Perangkap milik Tonu Pelang ternyata hanya berisi ubi petatas dan keladi, sementara milik Mau Pelang berisi ikan-ikan.

Mereka kemudian kembali ke darat dan memasak hasil tangkapan itu dan memakannya. Setelah itu mereka berdua membuat kesepakatan untuk pembagian wilayah tempat tinggal berdasarkan apa yang mereka tangkap.
Tonu Pelang harus kembali ke gunung karena hasil tangkapannya berupa hasil daratan, sementara Mau Pelang harus menetap di pesisir. 


Setelah sekian lama kemudian, Mau Pelang menikah dengan cucu penguasa Bunga Bara yakni Lai Buling Bali dan kemudian tinggal di Ulimonong Karabou Kotong. 

Berapa saat setelah pernikahan itu terjadilah perang yang dilatarbelakangi oleh urusan belis. Belis yang dimaksud adalah ibu dari Lai Buling Bali bernama Lilo Atampela belum diberikan belis sehingga Bunga Bara terus menagih. Oleh karena itu perang yang bergejolak itu mengusung misi untuk menghabisi Bunga Bara.

Adapun panglima perang waktu itu dipimpin oleh Mau Pelang untuk menghadapi Bunga Bara, namun Mau Pelang mengalami kekalahan sehingga lari ke tengah laut disertai dengan Lai Buling, Kamuring Bali, dan Tonu Pleang.

****

Beberapa waktu berlalu, Mau Pelang dan beberapa orang itu kemudian menyusun strategi untuk mengalahkan Bunga Bara. Mereka mempengaruhi Ipar Bunga Bara yang bernama Fahemo.

Mau Pelang dan Fahemo kemudian menyiapkan cabai yang telah ditumbuk dan dibungkus dengan daun lalu diikat pada pinggang tepatnya dibalik kain yang dipakai Fahemo.

Dikisahkan bahwa Fahemo pada suatu pagi mengahdap Bunga Bara yang rumahnya tepat di atas bukit. Ketika itu Bunga Bara sedang tidur di atas batu untuk berjemur. Bunga Bara sedang sendirian dan pasukannya sedang berada di pantai.

Ketika sedang asik berbicara, Fahemo mengambil cabai itu dan menaburkannya di muka Bunga Bara, sehingga mengenai matanya Bunga Bara. Bunga Bara pun terguling kesakitan, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh pasukan Fahemo untuk menangkap dan mengikat Bunga Bara. Bunga Bara pung dibawa ke pantai dengan cara dipikul, namun karena badannya yang berat makan mereka menggunakan tongkatnya untuk memikul dia.

Sebelum berangkat, Bunga Bara berpesan pada istrinya bahwa, apabila pasukannya pulang dan hendak menyusul ke pantai, maka perhatikan arah anak panah yang ditanam diujung jalan. Jika ujungnya mengarah ke gunung maka mereka tidak boleh ikut ke pantai, tetapi apabila ke laut maka mereka boleh ikut kelaut.

Ternyata anak panah mengarah ke gunung, sehingga pasukannya tidak ikut ke pantai.

Sesampainya di laut akhirnya Bunga Bara mengetahui bahwa penangkapannya  merupakan persekongkolan dari Fahemo dengan Mau Pelang. 

Bunga Bara berpesan bahwa sebelum dia mati, kepalanya harus dibawa dan dikuburkan di bagian Utara agar ketika melihat ke atas tampak gunung dan ke bawah tampak laut.

Sementara disisi kiri dan kanan terlihat sungai. 
Karena permintaan itu maka kepala Bunga Bara dibawa dan dikuburkan di Alor  Besar, tepatnya dibawah rumah Pusung Rebong.

Tangannya di kuburkan di Alor Kecil dan gelangnya berada di Kalong. Dagingnya dibagikan ke seluruh wilayah yang menandakan bahwa Bunga Bara telah meninggal.


Sejak saat itulah kampung Alor Besar didirikan oleh Mau Pelang.

Sumber: Utomo, dkk. 2021 


That's the article Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor

That's it for the article Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.

You are now reading the article Kisah Bunga Bara dan Pendirian Kerajaan Bunga Bali-Alor with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2022/01/kisah-bunga-bara-dan-pendirian-kerajaan.html
Comment Policy: Please write your comments that match the topic of this page post. Comments containing links will not be displayed until they are approved.
Open Comments
Close Comment