Skip to main content

Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci

Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post Artikel Tepi, what we write you can understand. ok, happy reading.

Title : Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci
link : Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci

read also


Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci


“Dia sudah berubah..?”

“Dulu dia pengertian…”

“Dapatkah kami menyelesaikan persoalan ini?”

Kalimat tersebut mungkin tidak lagi asing di telinga mereka yang sudah memasuki kehidupan rumah tangga. Banyak yang berkata bahwa setelah menikah setiap pasangan perlu melakukan adaptasi. Mereka kerap menemukan hal-hal baru yang mengejutkan, bahkan pada mereka yang telah melalui proses penjajakan sekian tahun.

Adaptasi pernikahan merupakan adaptasi antara dua individu (adaptasi diadik) yang bersifat kontinum (rangkaian) untuk mendapatkan titik temu dari suatu isu perbedaan dan mengusahakan cara hidup bersama dalam suatu hubungan komitmen atau kehidupan pernikahan. 

Adaptasi diadik ini memiliki empat komponen, yaitu:

a. Kesepakatan dalam pernikahan (dyadic consensus), yaitu derajat kesepahaman antara suami dan istri pada berbagai masalah dalam perkawinan, seperti keuangan keluarga, rekreasi, agama, filosofi hidup, dan tugas-tugas rumah tangga.

b. Kepuasan hubungan dalam pernikahan (dyadic satisfaction) yang dilihat dari seberapa sering pasangan bertengkar, saling memahami, saling membuka diri, pernah tidaknya mempertimbangkan perpisahan, dan komitmen terhadap kelanjutan hubungan.

c. Kedekatan hubungan (dyadic cohesion) yaitu derajat keakraban pasangan yang dilihat dari frekuensi pasangan saling bertukar pikiran, mengerjakan kegiatan bersama, dan berbagi minat. 

d. Ekspresi afeksi atau kasih sayang (affectional expression), yaitu kesepakatan pasangan mengenai cara-cara untuk menunjukkan kasih sayang dan memenuhi kebutuhan seksual.

Pasangan dianggap memiliki kualitas penyesuaian pernikahan yang baik bila minimnya derajat perbedaan yang menimbulkan ketegangan antar pribadi, memiliki rasa kedekatan yang kuat dan berbagi kebersamaan, dapat mengungkapkan afeksi yang saling disetujui pasangan, serta merasa puas dan berkomitmen terhadap hubungan pernikahan. 

Adaptasi pernikahan yang secara umum dihadapi pasangan, diantaranya: 

a. Mendiskusikan peran keluarga dan peran pernikahan yang diharapkan dari pasangan dan juga diri sendiri.

b. Saling memberikan dukungan emosional dan afeksi kepada pasangan.

c. Menyesuaikan kebiasaan pribadi.

d. Menyesuaikan peran dan tanggung jawab gender untuk merefleksikan kepribadian, keterampilan, minat dan kebutuhan pribadi.

e. Menunjukkan cinta kasih secara fisik, penyesuaian seksualitas.

f. Membangun prioritas karir dan keluarga.

g. Mengembangkan keterampilan komunikasi, berbagi ide dan perasaan lekat satu sama lain, mengutarakan masalah-masalah yang dihadapi, berbagi suka dan duka, membangun aturan berkomunikasi, dan belajar bagaimana menegosiasikan perbedaan yang ada untuk memperkuat pernikahan

h. Mengatur masalah keuangan dan anggaran keluarga

i. Membangun dan mengatur batasan hubungan dengan keluarga besar

j. Berpartisipasi dalam masyarakat.

Pernikahan yang kuat dan berkualitas dapat terjadi ketika pasangan selalu menumbuhkan dan memupuk cinta, memiliki keyakinan terhadap pasangannya dan pernikahannya, dan selalu aktif berusaha keras mempertahankan pernikahannya. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain:

a. Membuat visi dan misi pernikahan yang jelas, bahkan lebih baik bila dapat dijabarkan secara jelas dan berjangka waktu. Deskripsikan pula hal-hal yang dapat mendukung dan menghambat perwujudan visi-misi tersebut dan cara-cara yang mungkin untuk mengatasinya. Buat secara sendiri-sendiri, lalu didiskusikan bersama pasangan.

b. Kenali bahasa cinta dengan pasangan. Bahasa cinta (ungkapan kasih sayang) secara umum terbagi lima, yaitu: kata-kata cinta, sentuhan dan kedekatan fisik, perilaku melayani, ketersediaan waktu yang berkualitas, dan hadiah. Jangan malu atau ragu untuk menanyakannya atau memberitahukan bahasa cinta kepada pasangan

c. Perbanyaklah perilaku positif dan jangan menunggu atau mengharap pasangan melakukannya terlebih dahulu. 

d. Perbaiki atau tingkatkan komunikasi yang baik dengan pasangan. Hindari saling kritik, saling bersikap defensif (mempertahankan pendapat pribadi atau merasa paling baik pendapatnya), saling menyalahkan, dan tidak mau memberi respon atau membatasi respon. Belajar mendengarkan atau berkomunikasi dengan empati kepada pasangan. Temukan waktu yang tepat dan nyaman untuk membahas topik tertentu. Bila perlu, pelajari lebih jauh tentang komunikasi efektif dalam pernikahan.

e. Tingkatkan keintiman dengan pasangan. Keintiman merupakan perasaan bersatu atau berbagi pengalaman positif yang dialami bersama. Keintiman ini dapat terbagi tiga, yaitu secara fisik/seksual, secara emosional, dan secara spiritual. Keintiman secara fisik/seksual misalnya kegiatan fisik yang menyenangkan untuk dilakukan bersama seperti jalan-jalan bersama, mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama, bergandengan tangan, aktivitas seksual tertentu yang disukai pasangan, dll. Keintiman emosional misalnya dengan mendengarkan pasangan, mendukung karir/aktivitas pasangan, berbagi pengalaman suka-duka dengan pasangan, dll. Keintiman spiritual misalnya berdoa atau beribadah bersama, berbagi pengalaman spiritual, dll.


That's the article Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci

That's it for the article Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.

You are now reading the article Adaptasi, Alegori Sebuah Kunci with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2020/04/adaptasi-alegori-sebuah-kunci.html
Comment Policy: Please write your comments that match the topic of this page post. Comments containing links will not be displayed until they are approved.
Open Comments
Close Comment