Skip to main content

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774 - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post Artikel Shahih Al-Bukhari, what we write you can understand. ok, happy reading.

Title : Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774
link : Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774

read also


Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774

٧٧٤ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ عِكۡرِمَةَ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ فِيمَا أُمِرَ، وَسَكَتَ فِيمَا أُمِرَ ﴿وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا﴾ [مريم: ٦٤]، ﴿لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ اللهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ﴾ [الأحزاب: ٢١].

774. Musaddad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Isma’il menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayyub menceritakan kepada kami dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas. Beliau berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca pada perkara yang diperintahkan dan diam pada perkara yang diperintahkan.

“Tidaklah Tuhanmu lupa.” (QS. Maryam: 64).

“Sungguh pada diri Rasulullah ada teladan yang baik untuk kalian.” (QS. Al-Ahzab: 21).

١٠٦ - بَابُ الۡجَمۡعِ بَيۡنَ السُّورَتَيۡنِ فِي الرَّكۡعَةِ، وَالۡقِرَاءَةِ بِالۡخَوَاتِيمِ وَبِسُورَةٍ قَبۡلَ سُورَةٍ، وَبِأَوَّلِ سُورَةٍ

106. Bab mengumpulkan dua surah dalam satu rakaat, qiraah menggunakan ayat-ayat penutup surah, qiraah (rakaat kedua) menggunakan surah yang urutannya sebelum surah (yang dibaca pada rakaat pertama), dan qiraah menggunakan awal surah


وَيُذۡكَرُ عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ السَّائِبِ: قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ الۡمُؤۡمِنُونَ فِي الصُّبۡحِ، حَتَّى إِذَا جَاءَ ذِكۡرُ مُوسَى وَهَارُونَ، أَوۡ ذِكۡرُ عِيسَى، أَخَذَتۡهُ سَعۡلَةٌ فَرَكَعَ. وَقَرَأَ عُمَرُ فِي الرَّكۡعَةِ الۡأُولَى بِمِائَةٍ وَعِشۡرِينَ آيَةً مِنَ الۡبَقَرَةِ، وَفِي الثَّانِيَةِ بِسُورَةٍ مِنَ الۡمَثَانِي. وَقَرَأَ الۡأَحۡنَفُ بِالۡكَهۡفِ فِي الۡأُولَى، وَفِي الثَّانِيَةِ بِيُوسُفَ أَوۡ يُونُسَ، وَذَكَرَ أَنَّهُ صَلَّى مَعَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ الصُّبۡحَ بِهِمَا. وَقَرَأَ ابۡنُ مَسۡعُودٍ بِأَرۡبَعِينَ آيَةً مِنَ الۡأَنۡفَالِ، وَفِي الثَّانِيَةِ بِسُورَةٍ مِنَ الۡمُفَصَّلِ. وَقَالَ قَتَادَةُ - فِيمَنۡ يَقۡرَأُ سُورَةً وَاحِدَةً فِي رَكۡعَتَيۡنِ، أَوۡ يُرَدِّدُ سُورَةً وَاحِدَةً فِي رَكۡعَتَيۡنِ -: كُلٌّ كِتَابُ اللهِ.

Disebutkan dari ‘Abdullah bin As-Sa`ib: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membaca surah Al-Mu`minun ketika salat Subuh hingga ketika tiba penyebutan Nabi Musa dan Harun atau penyebutan Nabi ‘Isa, beliau mulai batuk, lalu beliau rukuk.

‘Umar membaca seratus dua puluh ayat surah Al-Baqarah di rakaat pertama dan satu surah dari kelompok surah matsani di rakaat kedua.

Al-Ahnaf membaca surah Al-Kahfi di rakaat pertama dan surah Yusuf atau Yunus di rakaat kedua. Al-Ahnaf menyebutkan bahwa dia pernah salat Subuh bersama ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—dengan kedua surah tersebut.

Ibnu Mas’ud pernah membaca empat puluh ayat surah Al-Anfal dan di rakaat kedua dengan satu surah dari kelompok surah mufashshal.

Qatadah berkata mengomentari orang yang membaca satu surah dalam dua rakaat atau dia mengulangi satu surah dalam dua rakaat, “Semua itu adalah kitab Allah.”

٧٧٤ م - وَقَالَ عُبَيۡدُ اللهِ عَنۡ ثَابِتٍ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: كَانَ رَجُلٌ مِنَ الۡأَنۡصَارِ يَؤُمُّهُمۡ فِي مَسۡجِدِ قُبَاءٍ، وَكَانَ كُلَّمَا افۡتَتَحَ سُورَةً يَقۡرَأُ بِهَا لَهُمۡ فِي الصَّلَاةِ مِمَّا يَقۡرَأُ بِهِ، افۡتَتَحَ: ﴿قُلۡ هُوَ اللهُ أَحَدٌ﴾ حَتَّى يَفۡرُغَ مِنۡهَا، ثُمَّ يَقۡرَأُ سُورَةً أُخۡرَى مَعَهَا، وَكَانَ يَصۡنَعُ ذٰلِكَ فِي كُلِّ رَكۡعَةٍ، فَكَلَّمَهُ أَصۡحَابُهُ فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفۡتَتِحُ بِهَٰذِهِ السُّورَةِ، ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجۡزِئُكَ حَتَّى تَقۡرَأَ بِأُخۡرَى؟ فَإِمَّا أَنۡ تَقۡرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنۡ تَدَعَهَا وَتَقۡرَأَ بِأُخۡرَى، فَقَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، إِنۡ أَحۡبَبۡتُمۡ أَنۡ أَؤُمَّكُمۡ بِذٰلِكَ فَعَلۡتُ، وَإِنۡ كَرِهۡتُمۡ تَرَكۡتُكُمۡ، وَكَانُوا يَرَوۡنَ أَنَّهُ مِنۡ أَفۡضَلِهِمۡ، وَكَرِهُوا أَنۡ يَؤُمَّهُمۡ غَيۡرُهُ، فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِيُّ ﷺ أَخۡبَرُوهُ الۡخَبَرَ، فَقَالَ: (يَا فُلَانُ، مَا يَمۡنَعُكَ أَنۡ تَفۡعَلَ مَا يَأۡمُرُكَ بِهِ أَصۡحَابُكَ؟ وَمَا يَحۡمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَٰذِهِ السُّورَةِ فِي كُلِّ رَكۡعَةٍ؟) فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ: (حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدۡخَلَكَ الۡجَنَّةَ).

774. ‘Ubaidullah berkata, dari Tsabit, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—:

Dahulu ada seorang pria Ansar mengimami mereka di masjid Quba`. Setiap kali dia memulai bacaan surah (setelah Al-Fatihah) dalam salat, dia mulai dengan surah Al-Ikhlash. Dia menyelesaikannya, lalu dia membaca surah lain bersama surah Al-Ikhlash itu. Dia melakukannya dalam setiap rakaat. Para sahabatnya berbicara dengannya.

Mereka berkata, “Engkau selalu memulai dengan surah ini, kemudian engkau seperti tidak cukup dengannya sehingga engkau membaca surah lain. Engkau cukup baca surah itu saja atau engkau bisa tidak membaca surah itu dan membaca surah yang lain.”

Pria itu berkata, “Aku tidak mau meninggalkan cara itu. Jika kalian suka aku mengimami kalian dengan cara itu, aku mau jadi imam. Jika kalian tidak suka, aku tidak mengimami kalian.”

Para sahabatnya berpandangan bahwa pria itu termasuk orang yang paling utama dari mereka dan mereka tidak suka orang selain dia yang mengimami mereka. Ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mendatangi mereka, mereka mengabarkan berita itu kepada beliau.

Nabi berkata, “Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan perbuatan yang disuruh oleh para sahabatmu? Apa yang mendorongmu untuk selalu membaca surah (Al-Ikhlash) ini dalam setiap rakaat?”

Pria itu menjawab, “Sungguh aku mencintainya.”

Nabi berkata, “Kecintaanmu kepadanya akan memasukkan engkau ke dalam janah.”


That's the article Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774

That's it for the article Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774 this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.

You are now reading the article Shahih Al-Bukhari hadits nomor 774 with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2022/01/shahih-al-bukhari-hadits-nomor-774.html
Comment Policy: Please write your comments that match the topic of this page post. Comments containing links will not be displayed until they are approved.
Open Comments
Close Comment