Skip to main content

Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga

Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post Artikel Artikel, what we write you can understand. ok, happy reading.

Title : Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga
link : Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga

read also


Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga

Lokasi Benteng Lohayong
Lokasi Benteng Lohayong


Para ahli sejarah pernah di buat bingung lantaran beberapa rujukan yang menjadi sumber tertulis menyebutkan bahwa pusat kesultanan Solor Watan Lema itu terpusat di Lohayong. Sedangkan kalau dilihat bahwa Lohayong sendiri terletak di sebelah Barat lokasi Desa Menanga, Kabupaten Flores Timur.

Maka dari itu ketika para peneliti ke Desa Menanga, mereka mendapat kesimpulan bahwa Pusat Pemerintahan para sekutu Solor Watan Lema yakni di Desa Menanga, adalah di suatu lokasi garis batas antara Kerajaan Lohayong dan Kerajaan Lamakera (Murtadlo, 2017).

Ketika melakukan penelusuran lebih jauh, masalah lain muncul lagi yakni klaim pusat lokasi Kesultanan Solor Watan Lema antara pewaris Lohayong dan Menanga. Belum lagi tulisan-tulisan dan penjelasan-penjelasan yang saling mengklaim antara Pewaris Lohayong dan Menanga. Hal ini memberikan kesan bahwa ada yang belum terungkap  informasi otentik awal kehadiran Islam di wilayah ini. Namun menurut penuturan bahwa Islam masuk pertama di Solor dibawa oleh sultan Menanga pada tahun 1613.

Sementara apa bila anda membaca artikel mengenai Di Tanah Lembata, Mereka Sering Melihat Kejadian Alam Yang Dasyat, maka kita menemukan kalau Portugis sudah muncul pada tahun1556 di sekitar Lohayong. Catatan selanjutnya kita mengetahui 3 misionaris Dominikan datang dan menetap di Solor, mereka itu adalah  P. Antonio da Cruz sebagai pembesar, P. Simao Das chagas, dan Bruder Alexio.

Karena catatan sejarah hanya fokus pada Lohayong maka timbulah kesimpulan-kesimpulan bahwa Portugis lah penguasa awal Solor, demikian juga anggapan bahwa katholik telah masuk dulu ke Solor mendahului Islam.

Gambar Ilustrasi Fungsi Pembuatan Benteng Untuk Markas dan Tempat Singgah
Gambar Ilustrasi Fungsi Pembuatan Benteng Untuk Markas dan Tempat Singgah

Namun data lain yang dapat kita lihat adalah dari Menanga yang mana masyarakat Menanga meyakini adanya ulama Islam yang datang lebih dahulu, yaitu sekitar abad 13 dengan kehadiran Sayyid Rifaduddin Al Fatih (Jou Imam Patiduri) dari Hadramaut. Bukti fisik dari kehadiran Imam Patiduri ini adalah adanya makam Imam Patiduri di Menanga dan adanya keturunan Imam Patiduri ini hingga sampai sekarang.

Sementara karena posisi Lohayong yang strategis maka, ada terjadi perebutan wilayah ini sebelumnya oleh Portugis dan Belanda, juga Kerajaan-kerajaan Islam di Solor setelahnya. Perebutan wilayah Lohayong antara Portugis dan Belanda terus berlangsung hingga pada tahun 1613. Lohayong berhasil diambil oleh Verenigde Oost indische Compagnie (VOC) atau pihak Belanda pada tahun itu. Sedangkan pembangunan Benteng Lohayong sendiri dilakukan pada tahun 1566.

Pengenalan Singkat Tentang Suku Solor

Suku Solor disebut juga orang Holo, Solot, atau Ata Kiwan. Orang Solor berkomunikasi menggunakan   Bahasa Solor. Bahasa Solor sendiri termasuk ke dalam kelompok bahasa Melayu Polinesia atau Austronesia, sedangkan dialek Solor sendiri terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu dialek Solor Barat, Solor Pegunungan dan Solor Timur.

Baca Juga:  Kerajaan Islam Solor - Pemimpin Persekutuan Solor Watan Lema


Menurut data bahwa pulau Solor terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu Solor Timur, Solor Barat dan Solor Selatan. Masjid Al huda berada di Kecamatan Solor timur, yang beribu kota kecamatan di Desa Menanga. Kecamatan Solor Timur terdiri dari 17 desa, yaitu: Lamawai, Watohari, Tanah Werang, Moton Wutun, Watobuku, Labelen, Kawuta, Menanga, Lewogeka, Lohayong, Lohayong II, Wulublolong, Lewohedo. Watan hura II, Watan hura, Lebao, Liwo. Lima desa yang terakhir dihuni oleh mayoritas umat Katholik, selebihnya didominasi oleh umat Islam.

Zaman dulu orang Solor mendirikan desa-desa di daerah perbukitan. Pada zaman Belanda mereka dipaksa untuk berdiam di dataran rendah dekat pantai. Pola perkampungan mereka memusat kepada rumah persembahan milik klan patrilineal yang dominan.

Beberapa Peninggalan Sejarah di Menanga

Salah satu desa adalah Menanga. Desa Menanga ini terdapat beberapa bekas keberadaan Situs yang menjadi pusat pemerintahan Solor Watan Lema. Jejak-jejak kesultanan itu dapat kita lihat sebagian pondasi Masjid Sultan Menanga yang didirikan oleh Syahbudin Al Farisi di dalam benteng Situs Menanga. Selain itu ada pula bukti fisik yang membuktikan Situs Menanga ditandai oleh Makam Sultan Menanga (Sili Pertawi), makan Nyai Silih Pertawi, keberadaan benteng Menanga, keberadaan benteng istana Nyai silih Pertawi, dan juga keberadaan makam penyiar agama Islam yang lebih dulu, yaitu makam imam Patiduri.

Perlu diketahui mengenai keberadaan Menanga. Karena sangat penting untuk mengingat mananga adalah tempat kedudukan sultan Menanga. Ia merupakan pemegang kepemimpinan tertinggi dari Kerajaan Solor Watan Lema, yaitu persekutuan kerajaan Lima Pantai (Lohayong, Lamakera ,Lamahala, Terong, dan Labala).

Baca Juga : 1 Maret 1913 Pater Piet Noyen SVD - Ada Apa di Lahurus dan Larantuka?

Dahulu di Menanga inilah titik awal perkembangan agama Islam dengan Solor Watan Lema menjadi wilayah sebarannya.  Sementara itu Lohayong kemudian dijadikan Portugis sebagai pangkalan dengan dibangunnya benteng Portugis (1566) dan awal penyebaran katholik di Flores Timur.

Selain Masjid Al Huda Menanga, kita juga bisa melihat sisa-sisa Benteng Menanga di sekeliling masjid ini. Benteng ini berukuran 125 m x 140 m atau kurang lebih seluas 17.500 m2. Benteng Menanga lebih luas dari Benteng Lohayong yang berukuran lebar 46 m dan panjang 58 meter.

Lebar tembok Benteng Menanga itu sendiri kurang lebih 2,5 meter. Dengan benteng sebesar itu, maka Menanga menjadi bukti yang paling solid dari keberadaan Menanga sebagai pemegang kendali tertinggi dari Solor Watan Lema yakni  Lohayong, Lamakera, Lamahala, Terong, dan Labala.

Mari kita mengenal bagian-bagian benteng ini, Pertama, benteng ini memiliki 4 pintu. Masing-masing pintu memiliki simbol dan nama sendiri.

Pintu di bagian sebelah Timur disebut Atto Iku Tora (Anjing yang ekornya berdiri), pintu di bagian sebelah Barat disebut Wajah Lewo Leran(Biawak), Pintu di bagian sebelah Utara Gerbang Ula Kuawala (naga) dan sebelah Timur; Kobu Lewo Lein (buaya), Kedua, bagian tengah benteng ada alun-alun yang ditengahnya ada dua titik tumpukan batu yang disebut Nuba.

Menanga, di daerah perbatasan kerajaan Lamakera dan Lohayong inilah terdapat Benteng jejak pusat persekutuan Solor Watan Lema, sebuah daerah yang menjadi pusat aliansi kekuatan 5 kerajaan pantai (Lohayong, Lamakera, Lamahala, Terong dan Labala) dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Portugis yang telah berhasil mendirikan Benteng di Lohayong.

Masih banyak peninggalan sejarah seperti makam para tokoh Islam di Menanga yang akan di bahas dalam artikel-artikel selanjutnya.

Baca Juga:  Kerajaan Islam Solor - Pemimpin Persekutuan Solor Watan Lema



That's the article Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga

That's it for the article Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.

You are now reading the article Islam Solor - Antara Lohayong dan Menanga with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2021/12/islam-solor-antara-lohayong-dan-menanga.html
Comment Policy: Please write your comments that match the topic of this page post. Comments containing links will not be displayed until they are approved.
Open Comments
Close Comment