Skip to main content

Bertafakur dengan Cangkul

Bertafakur dengan Cangkul - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Bertafakur dengan Cangkul, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post Artikel Inspirasi Islam, Artikel Nasihat, what we write you can understand. ok, happy reading.

Title : Bertafakur dengan Cangkul
link : Bertafakur dengan Cangkul

read also


Bertafakur dengan Cangkul


Sebagai sesama jawa, saya yakin kita bisa sama-sama merasakan betapa orang jawa itu sangat dekat dengan simbol-simbol. Banyak pesan yang disampaikan justru secara eksplisit, secara tersirat, yakni melalui simbol atau pralambang. Atau ada juga kegiatan yang secara zahir terlihat biasa namun sebenarnya memiliki makna yang mendalam. Sehingga konon, pengenalan (baca: dakwah) Islam di tanah jawa banyak menggunakan simbol-simbol, karena secara kultur/kebudayaan orang jawa memang susah untuk diajak bicara fulgar (terus terang), terlebih pada zaman itu Belanda memberikan tekanan besar terhadap ajaran agama yang shahih.

Berbicara tentang simbol, ternyata cangkul, yakni alat pertanian yang digunakan untuk menggali dan mengolah sawah, memiliki pralambang disetiap bagian. Menurut sejarah, cangkul adalah sebuah design yang dihadiahkan oleh Sunan Kalijaga kepada Ki Angen Selo yang ketika itu masih menggunakan linggis sebagai alat untuk mengolah lahan pertanian/sawah.

Cangkul yang dibuat oleh Sunan Kalijaga bentuknya sama persis dengan cangkul yang ada saat ini. Cangkul memiliki tiga bagian utama yaitu: Pacul, adalah bagian bawah cangkul yang tajam untuk mengolah lahan pertanian; Bawak, adalah lingkaran pengikat yang menyatukan antara pacul dengan batang kayu; dan Doran, yakni batang kayu sebagai pegangan cangkul. Agar cangkul dapat berfungsi, maka ketiga bagian ini harus menyatu dengan baik, tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Dan siapa sangka jika masing-masing bagian cangkul ini memiliki makna yang sangat dalam.

Pacul, memiliki makna “ngipatake sakliane Allah kang muncul” (menyingkirkan dari yang selain Allah) artinya hati harus dibersihkan dari yang selain Allah swt. Kemudian menjadi Bawak yang bermakna "obahing awak" (bergeraknya anggota badan), artinya kalau sudah beriman kepada Allah maka badan harus digerakkan untuk beribadah hanya kepada Allah swt. Dan bagian ketiga atau pegangannya adalah Doran yang bermakna “ndedonga marang pangeran” (berdoa kepada Allah swt.), inilah yang menjadi silahul mukmin atau senjatanya orang beriman yaitu selalu berdoa kepada Allah swt.

MasyaAllah…., luar biasa bukan? Maka semoga keselamatan, keberkahan, dan keridhoan Allah swt. senantiasa teranugerahkan kepada para petani yang secara zahir berdansa mesra dengan cangkul mereka, akan tetapi secara batin tiada henti berzikir, menuntun hati untuk hanya Allah saja yang tersimpan disana, juga untaian doa membersamai raga yang menerus bekerja.


That's the article Bertafakur dengan Cangkul

That's it for the article Bertafakur dengan Cangkul this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.

You are now reading the article Bertafakur dengan Cangkul with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2021/05/bertafakur-dengan-cangkul.html
Comment Policy: Please write your comments that match the topic of this page post. Comments containing links will not be displayed until they are approved.
Open Comments
Close Comment