Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
Written on: Mei 24, 2019
Kilas Pandang Konselor Kewilayahan - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Kilas Pandang Konselor Kewilayahan, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post
Artikel Psikologi, what we write you can understand. ok, happy reading.
Title : Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
link : Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
You are now reading the article Kilas Pandang Konselor Kewilayahan with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2019/05/kilas-pandang-konselor-kewilayahan.html
Title : Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
link : Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
Di lingkungan Kepolisian; psikologi umumnya dikenal sebatas pada layanan psikotest untuk pinjam pakai senpi dinas dan/atau psikotest seleksi penerimaan, belum dikenal sebagai layanan bantuan peningkatan kualitas kesejahteraan psikologis atau mental kepribadian personil dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi. Demikian halnya dengan konselor yang lebih dikenal sebagai pembinaan bagi anggota yang bermasalah, dan belum difungsikan sebagai layanan peningkatan kesejahteraan psikologis anggota. Artikel ini saya tulis untuk memberikan sedikit gambaran tentang “Konselor Polres Pada Polri”.
Jatidiri Konselor Polres
Konselor Polres adalah personil Polri atau PNS Polri yang telah mendapatkan pelatihan Konseling oleh Bagian Psikologi Biro SDM Polda/Mabes Polri dan telah mendapatkan pembekalan berupa kompetensi pengetahuian, sikap, dan keterampilan konseling. Konselor Polres mengemban fungsi tambahan sebagai konselor atau konsultan psikologi bagi personil di wilayah tugasnya. Konselor Polres bertugas membantu pelaksanaan pembinaan sikap perilaku personil, terutama personil yang memerlukan dukungan psikologis.
Situasi Lingkungan
Konseling di lingkungan Polri sebenarnya bukan hal baru, mengingat peran sebagai anggota Polri sebenarnya melekat peran manajerial dimana salah satunya adalah harus mampu melaksanakan peran konseling. Hanya saja, pendekatan dengan interaksi langsung yang menyentuh individu untuk mengetahui akar permasalahan perilaku individu masih cukup jarang dilakukan dalam sistem pembinaan personil saat ini, karena minimnya tenaga psikologi. Keadaan inilah yang melatari upaya membentuk konselor kewilayahan sebagai salah satu alternatif untuk memberikan layanan psikologis bagi personil Polri guna mewujudkan SDM yang lebih berkualitas.
Prinsip Dasar Konseling Terdapat beberapa prinsip dasar dalam memberikan konseling, anatara lain:
1. Rahasia;
2. Kepercayaan;
3. Profesional (kompeten dan administratif);
4. Bukan pemberian nasehat;
5. Pengambilan keputusan oleh klien sendiri;
6. Konselor terikat kode etik konselor.
Individu yang membutuhkan konseling/bimbingan
Individu yang membutuhkan konseling bukan hanya mereka yang bermasalah, namun bisa juga personil yang ingin mengembangkan diri agar memiliki perilaku yang lebih baik.
Individu yang sedang tertimpa masalah baik disengaja maupun tidak, berpotensi memiliki perilaku yang kurang sehat. Mereka tidak nyaman dengan dirinya yang bermasalah, sehingga terkadang menjadi lebih sensitif dan reaktif terhadap apa yang terjadi di lingkungan kerja. Mereka memerlukan penerimaan, pengertian dan dukungan dari orang lain yang bertanggungjawab.
Di lain hal; dalam kondisi tertentu, individu terkadang merasakan motivasinya menurun: datang terlambat, tidak semangat dalam bekerja, pulang lebih cepat, atau tergesa dalam berkegiatan, sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Mereka inilah yang membutuhkan penguat untuk memulihkan semangat dan menaikkan kembali motivasi.
Tujuan dalam proses konseling
Secara umum, tujuan proses konseling dapat digambarkan sebagai berikut:
Sebagai penutup, ada tiga informasi yang ingin saya garis bawahi yaitu: pertama, Polres Kebumen telah memiliki konselor; kedua, layanan konseling diperuntukan bagi personil yang menemukan persoalan dan/atau personil yang mengembangkan kemampuan; ketiga, bahwa pelaksanaan konseling dilakukan dengan memegang teguh prinsip-prinsip dasar konseling.
Saya sudahi artikel ini, jika ada pertanyaan bisa di kolom komentar. Terus.., kalau semangat mulai kendor, boleh berbincang dengan konselor.
Jatidiri Konselor Polres
Konselor Polres adalah personil Polri atau PNS Polri yang telah mendapatkan pelatihan Konseling oleh Bagian Psikologi Biro SDM Polda/Mabes Polri dan telah mendapatkan pembekalan berupa kompetensi pengetahuian, sikap, dan keterampilan konseling. Konselor Polres mengemban fungsi tambahan sebagai konselor atau konsultan psikologi bagi personil di wilayah tugasnya. Konselor Polres bertugas membantu pelaksanaan pembinaan sikap perilaku personil, terutama personil yang memerlukan dukungan psikologis.
Situasi Lingkungan
Konseling di lingkungan Polri sebenarnya bukan hal baru, mengingat peran sebagai anggota Polri sebenarnya melekat peran manajerial dimana salah satunya adalah harus mampu melaksanakan peran konseling. Hanya saja, pendekatan dengan interaksi langsung yang menyentuh individu untuk mengetahui akar permasalahan perilaku individu masih cukup jarang dilakukan dalam sistem pembinaan personil saat ini, karena minimnya tenaga psikologi. Keadaan inilah yang melatari upaya membentuk konselor kewilayahan sebagai salah satu alternatif untuk memberikan layanan psikologis bagi personil Polri guna mewujudkan SDM yang lebih berkualitas.
Prinsip Dasar Konseling Terdapat beberapa prinsip dasar dalam memberikan konseling, anatara lain:
1. Rahasia;
2. Kepercayaan;
3. Profesional (kompeten dan administratif);
4. Bukan pemberian nasehat;
5. Pengambilan keputusan oleh klien sendiri;
6. Konselor terikat kode etik konselor.
Individu yang membutuhkan konseling/bimbingan
Individu yang membutuhkan konseling bukan hanya mereka yang bermasalah, namun bisa juga personil yang ingin mengembangkan diri agar memiliki perilaku yang lebih baik.
Individu yang sedang tertimpa masalah baik disengaja maupun tidak, berpotensi memiliki perilaku yang kurang sehat. Mereka tidak nyaman dengan dirinya yang bermasalah, sehingga terkadang menjadi lebih sensitif dan reaktif terhadap apa yang terjadi di lingkungan kerja. Mereka memerlukan penerimaan, pengertian dan dukungan dari orang lain yang bertanggungjawab.
Di lain hal; dalam kondisi tertentu, individu terkadang merasakan motivasinya menurun: datang terlambat, tidak semangat dalam bekerja, pulang lebih cepat, atau tergesa dalam berkegiatan, sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Mereka inilah yang membutuhkan penguat untuk memulihkan semangat dan menaikkan kembali motivasi.
Tujuan dalam proses konseling
Secara umum, tujuan proses konseling dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tujuan perkembangan, yakni pemberian bantuan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pada proses tersebut (seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi, emosional, kognitif, fisik dan sebagainya);
2. Tujuan pencegahan, yakni membantu menghindari hasil-hasil yang tidak diinginkan;
3. Tujuan peningkatan, yakni membantu mengembangkan keterampilan dan kemampuan;
4. Tujuan perbaikan, yakni mengatasi dan/atau menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan;
5. Tujuan penyelidikan, yakni menguji kelayakan tujuan untuk memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba aktivitas baru dan berbeda dan sebagainya;
6. Tujuan penguatan, yakni membantu menyadari apa yang dilakukan, difikirkan dan dirasakan sudah baik;
7. Tujuan kognitif, yakni menghasilkan pondasi dasar pembelajaran dan keterampilan kognitif;
8. Tujuan fisiologis, yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan untuk hidup sehat;
9. Tujuan psikologis, yakni membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik, belajar mengontrol emosi, mengembangkan konsep diri positif dan sebagainya.
2. Tujuan pencegahan, yakni membantu menghindari hasil-hasil yang tidak diinginkan;
3. Tujuan peningkatan, yakni membantu mengembangkan keterampilan dan kemampuan;
4. Tujuan perbaikan, yakni mengatasi dan/atau menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan;
5. Tujuan penyelidikan, yakni menguji kelayakan tujuan untuk memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba aktivitas baru dan berbeda dan sebagainya;
6. Tujuan penguatan, yakni membantu menyadari apa yang dilakukan, difikirkan dan dirasakan sudah baik;
7. Tujuan kognitif, yakni menghasilkan pondasi dasar pembelajaran dan keterampilan kognitif;
8. Tujuan fisiologis, yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan untuk hidup sehat;
9. Tujuan psikologis, yakni membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik, belajar mengontrol emosi, mengembangkan konsep diri positif dan sebagainya.
Sebagai penutup, ada tiga informasi yang ingin saya garis bawahi yaitu: pertama, Polres Kebumen telah memiliki konselor; kedua, layanan konseling diperuntukan bagi personil yang menemukan persoalan dan/atau personil yang mengembangkan kemampuan; ketiga, bahwa pelaksanaan konseling dilakukan dengan memegang teguh prinsip-prinsip dasar konseling.
Saya sudahi artikel ini, jika ada pertanyaan bisa di kolom komentar. Terus.., kalau semangat mulai kendor, boleh berbincang dengan konselor.
That's the article Kilas Pandang Konselor Kewilayahan
That's it for the article Kilas Pandang Konselor Kewilayahan this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.
You are now reading the article Kilas Pandang Konselor Kewilayahan with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2019/05/kilas-pandang-konselor-kewilayahan.html