Suatu Siang di Kota BERIMAN
Written on: Ogos 22, 2017
Suatu Siang di Kota BERIMAN - Hi friends, I hope you are all in good healthDOA ISLAM, In the article you are reading this time with the title Suatu Siang di Kota BERIMAN, We have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the contents of the post
Artikel Kesan,
Artikel Sekitar, what we write you can understand. ok, happy reading.
Title : Suatu Siang di Kota BERIMAN
link : Suatu Siang di Kota BERIMAN
You are now reading the article Suatu Siang di Kota BERIMAN with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2017/08/suatu-siang-di-kota-beriman.html
Title : Suatu Siang di Kota BERIMAN
link : Suatu Siang di Kota BERIMAN
Suatu Siang di Kota BERIMAN
Kebumen BERIMAN, ini bukan sekedar slogan, pagi ini saya membuktikan. Tak perlu penjelasan panjang akan makna slogan, karena penggalan kisah ini cukup menggambarkan.
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, lintas kendaraan di lingkar Tugu Lawet masih tampak sepi. Seorang ibu muda tampak mengayuh sepeda. Sisa dagangan yang ia jajakkan masih memadati keranjang, belum terjual. Terlihat sungkan, sang ibu menghentikan kayuhan, menghampiri Pos Polisi yang berdiri persis berdiri di sisi timur tugu.
Singkat cerita sang ibu muda melaporkan temuannya. Perihal uang senilai hampir 3jt rupiah yang ia temukan teronggok begitu saja, tanpa kartu identitas atau pengenal lainnya. Widiyanti, nama sang ibu muda, kemudian menceritakan kronologi kejadian dengan gamblang, sembari sesekali merapikan jilbab sederhananya. Tanpa keraguan, Widiyanti kemudian menyerahkan bukti temuan.
Sejenak suana menjadi lengang. Beberapa petugas yang menyaksikan tersenyum dalam diam, bertasbih dalam hati, memuji keluhuran budi Ibu Widiyanti.
Jika bukan iman yang menggerakkan, uang tersebut mungkin sudah masuk tas pinggang, berbaur dengan pecahan uang ribuan yang menjadi keuntungan dagang.
Jika bukan iman yang menggerakkan, uang tersebut bisa menambah modal dagangan, memperbesar keranjang agar lebih banyak dagangan yang bisa dijajakkan.
Jika bukan iman yang menggerakkan, uang temuan tampak tak bertuan. Tak ada pengenal atau alamat untuk bisa dihantar, tak ada juga nomor pribadi agar bisa dihubungi.
Ibu Widiyanti mengambil keputusan hebat, tidak mengambil sesuatu yang bukan hak. Ia tak peduli dengan sepedanya yang penuh karat, tak hirau akan keranjang dagang yang dipenuhi anyaman tambahan penutup lubang, tak mengkalkulasi berlipat keuntungan yang bisa ia dapatkan tanpa perlu mengelilingkan dagangan.
Seorang mulia dengan pemikiran sederhana, "ini bukan milik saya, jadi harus dikembalikan, atau diserahkan kepada yang berwenang". Bayangkan jika pemikiran sederhana ini mewabah ke seantero negeri, maka mungkin tak akan terdengar lagi kasus korupsi.
So...., untuk teman-teman yang sedang bepergian, jika Anda bertemu seseorang dengan kepribadian seperti Ibu Widiyanti, sangat mungkin Anda sedang berada di kota Kebumen Beriman, atau di kota-kota lainnya yang menjunjung tinggi keimanan melebihi tumpukan keinginan. Selamat petang...
Kebumen, 29 Juni 2017
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, lintas kendaraan di lingkar Tugu Lawet masih tampak sepi. Seorang ibu muda tampak mengayuh sepeda. Sisa dagangan yang ia jajakkan masih memadati keranjang, belum terjual. Terlihat sungkan, sang ibu menghentikan kayuhan, menghampiri Pos Polisi yang berdiri persis berdiri di sisi timur tugu.
Singkat cerita sang ibu muda melaporkan temuannya. Perihal uang senilai hampir 3jt rupiah yang ia temukan teronggok begitu saja, tanpa kartu identitas atau pengenal lainnya. Widiyanti, nama sang ibu muda, kemudian menceritakan kronologi kejadian dengan gamblang, sembari sesekali merapikan jilbab sederhananya. Tanpa keraguan, Widiyanti kemudian menyerahkan bukti temuan.
Sejenak suana menjadi lengang. Beberapa petugas yang menyaksikan tersenyum dalam diam, bertasbih dalam hati, memuji keluhuran budi Ibu Widiyanti.
Jika bukan iman yang menggerakkan, uang tersebut mungkin sudah masuk tas pinggang, berbaur dengan pecahan uang ribuan yang menjadi keuntungan dagang.
Jika bukan iman yang menggerakkan, uang tersebut bisa menambah modal dagangan, memperbesar keranjang agar lebih banyak dagangan yang bisa dijajakkan.
Jika bukan iman yang menggerakkan, uang temuan tampak tak bertuan. Tak ada pengenal atau alamat untuk bisa dihantar, tak ada juga nomor pribadi agar bisa dihubungi.
Ibu Widiyanti mengambil keputusan hebat, tidak mengambil sesuatu yang bukan hak. Ia tak peduli dengan sepedanya yang penuh karat, tak hirau akan keranjang dagang yang dipenuhi anyaman tambahan penutup lubang, tak mengkalkulasi berlipat keuntungan yang bisa ia dapatkan tanpa perlu mengelilingkan dagangan.
Seorang mulia dengan pemikiran sederhana, "ini bukan milik saya, jadi harus dikembalikan, atau diserahkan kepada yang berwenang". Bayangkan jika pemikiran sederhana ini mewabah ke seantero negeri, maka mungkin tak akan terdengar lagi kasus korupsi.
So...., untuk teman-teman yang sedang bepergian, jika Anda bertemu seseorang dengan kepribadian seperti Ibu Widiyanti, sangat mungkin Anda sedang berada di kota Kebumen Beriman, atau di kota-kota lainnya yang menjunjung tinggi keimanan melebihi tumpukan keinginan. Selamat petang...
Kebumen, 29 Juni 2017
That's the article Suatu Siang di Kota BERIMAN
That's it for the article Suatu Siang di Kota BERIMAN this time, hopefully can be useful for all of you. okay, see you in another article post.
You are now reading the article Suatu Siang di Kota BERIMAN with link address https://doaislamupdate.blogspot.com/2017/08/suatu-siang-di-kota-beriman.html